BREAKING

Tuesday, December 17, 2013

Mengubah Mineral Alam Menjadi Beton Ringan dan Pupuk

Tidak semua limbah itu berarti material yang sudah tak lagi terpakai. Limbah kini banyak dikembangkan menjadi sesuatu yang bermanfaat. Jika limbah kertas dan plastik sudah terbukti berhasil disulap menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis, bagaimana dengan limbah batubara?

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berupaya untuk mengubah limbah tersebut. Kini, satuan kerja LIPI ini sedang giat melakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah batu bara berupa fly ash. Fly ash atau abu terbang merupakan limbah dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Kepala UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon LIPI Edi Hidayat, MT, menjelaskan bahwa fly ash merupakan serbuk halus mirip debu, yang di dalamnya mengandung kuarsa (mineral kuat, resisten, berukuran mikron, dan berbahaya jika terhisap paru-paru). “Fly ash masih dianggap limbah berbahaya. Karena itu, abu terbang ini masih dikaji oleh Kementerian Lingkungan Hidup,” terangnya kepada rekan pers, Rabu (11/12) lalu.

Edi mengatakan, ke depan, Kementerian Lingkungan Hidup merencanakan adanya kategori limbah baru untuk fly ash ini. “Sementara ini, Bapedal masih mengkategorikannya sebagai limbah berbahaya (B3). Banyak bahan bakunya, tetapi pemanfaatannya belum maksimal”, ungkapnya.

Peneliti Pertambangan dari UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon LIPI Danang Nor Arifin menambahkan, fly ash sementara ini masih dimanfaatkan sebagai bahan baku beton ringan dengan ciri yang berongga.

Menurutnya, penelitian terkait pemanfaatannya saat ini masih pada tahap pengembangan formulasi massa yang ringan dengan kekuatan yang maksimal. “Untuk selanjutnya, penelitian akan dikembangkan pada formulasi yang lebih lengkap, yaitu uji ketahanan suhu, tekanan, dan formulasi zat kimia,” ujarnya. Ia mengharapkan, adanya beton ringan ini akan mengurangi ketergantungan bahan bangunan pada bata merah.

Dikatakannya, selain dimanfaatkan sebagai bahan baku beton ringan, fly ash juga bisa dimanfaatkan untuk bahan baku paving block. Saat ini, paving block yang telah diuji kekuatannya dapat digunakan pada jalur pejalan kaki dan lahan parkir.

Puminal

Sementara itu, Edi mengungkapkan, selain memanfaatkan fly ash, pihaknya saat ini tengah mengembangkan sejumlah prototipe berupa pupuk mineral alam (puminal) termodifikasi. “Pembuatan puminal harus menggunakan fosfat guano yang memang banyak terdapat di perbukitan batu gamping atau perbukitan khas,” katanya.

Tanpa eksplorasi yang benar, fosfat di bukit batu gamping hanya dikeruk dan merugikan ekosistem di dalamnya, termasuk kelelawar yang menjadi aktor pembentuk fosfat guano dari kotorannya.

Cara pembuatan puminal diawali dengan menghancurkan fosfat guano dicampur dengan kotoran hewan unggas atau sapi yang mengandung unsur hara lalu dicampur dengan zeolit, dan unsur kalium yang didapat dari hasil rendaman batang pohon pisang atau sabut kelapa atau tandan kosong kelapa sawit yang sudah direndam selama tiga minggu. Lalu, hasil campuran dikeringkan dan diayak sehingga menghasilkan puminal.

Peneliti UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon LIPI lainnya Rhazista Noviardi menuturkan, puminal yang dikembangkan LIPI sudah diujikan pada beberapa tanaman, seperti cabe keriting, cabe rawit, tomat, dan jagung. “Hasil yang kami dapatkan sementara, tanaman yang diujikan menjadi lebih tahan hama dan berbuah lebih besar,” tambahnya.

Ia juga mengatakan bahwa tahun 2014, LIPI akan melakukan uji perbandingan aplikasi antara puminal dan kimia. “Penggunaan pupuk kimia dalam waktu yang lama dapat merusak unsur hara. Sebaliknya, penggunaan puminal justru akan meningkatkan unsur hara, sehingga tidak akan merusak tanah,” tandasnya.

Rhazista mengimbuhkan, saat ini banyak pupuk organik yang beredar di pasaran dengan harga Rp. 20.000 – Rp. 25.000 per kilogram. “Berdasarkan perhitungan, harga jual puminal di pasaran cukup terjangkau dengan harga Rp. 9.000 – Rp. 10.000 per kilogram, itu pun sudah termasuk keuntungan penjualan,” pungkasnya. 


Sumber : lipi.go.id

Motto""

"LIPI BARU PASTI"
PASTI = Professional, Adaptive, Scientific integrity, Teamwork, Inovative
BARU = Being Accountable, Responsible, Utilizing resources.

Post a Comment

 
Copyright © 2013 Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian