Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Geoteknologi bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggelar Diseminasi Teknologi Mitigasi Bencana bertajuk “Bencana Ikutan Akibat Kejadian Gempa Bumi”, Kamis (19/12), di Kampus LIPI Bandung Jawa Barat.
Acara diseminasi tersebut dibuka oleh Dr. Mohammad Toha dari Kemenristek. Ia mengungkapkan bahwa pihaknya bersama pihak terkait lainnya telah menyelenggarakan diseminasi mitigasi bencana di beberapa wilayah Indonesia.
“Kami telah menyelenggarakannya di Aceh, Padang, Bali dan yang terakhir di Bandung ini. Tujuannya adalah untuk kepentingan publikasi kepada masyarakat tentang pentingnya antisipasi kejadian bencana, terutama gempa bumi dan bahaya turunannya,” jelasnya.
Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Dr. Haryadi Permana menambahkan, kegiatan diseminasi kali ini merupakan langkah antisipasi kemungkinan terjadinya gempa bumi di beberapa wilayah Jawa Barat.
Apalagi menurut Ir. Wawan Irawan, peneliti dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM, tatanan geologi Indonesia tak terkecuali Jawa Barat rawan bencana yang sangat potensial disebabkan oleh gerakan tanah, tsunami, letusan gunung api dan gempa bumi.
“Potensi bencana ada di Jawa Barat. Gerakan tanah di provinsi ini sebagian besar terjadi di Garut (16 persen) dan gerakan tanah terkecil terjadi di Kota Bogor (1 persen),” tandas Wawan.
Sementara itu, peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Dr. Adrin Tohari mengimbuhkan bahwa yang perlu diwaspadai atas kejadian bencana, khususnya gempa bumi adalah bahaya ikutannya. Bahaya itu adalah adanya tsunami, amplifikasi, likuifaksi (masa tanah kehilangan sebagian besar tahanan geser akibat beban dinamik/siklik) dan tanah longsor. (sc)
Sumber : lipi.go.id
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Harapannya ada teknologi untuk mempermudah mitigasi
ReplyDelete